Lomba Artikel Ilmiah Pertanian Kategori Sosial dan Ekonomi



Mengubah Paradigma Mahasiswa IPB Tentang Dunia Pertanian


Oleh : Rahmad S.A

Mahasiswa Program Tingkat Persiapan Bersama

Bogor Agricultural University - http://www.ipb.ac.id



Paradigma baru generasi muda Indonesia

Perkembangan teknologi dan informasi telah membuat dunia pertanian menjadi salah satu aspek kehidupan yang penting dan menjadi sorotan utama dalam mengawali sebuah pembangunan perekonomian suatu negara, khususnya negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Dunia pertanian tidak lagi dipandang sebelah mata, sejarah telah membuktikan bahwa sebelum terlaksananya revolusi industri, revolusi hijau terjadi lebih dahulu. Akan tetapi, setelah revolusi industri hadir ke permukaan, semua stake holders beralih pada segala aktivitas industri atau aktivitas hilir dan mulai meninggalkan lahan-lahan pertanian. Alhasil, lahan-lahan pertanian pun menjadi terbengkalai, berdampak pada produksi pertanian yang mengalami penurunan serta melahirkan sebuah paradigma baru. Paradigma baru yang mulai tertancap di benak para generasi muda dan masyarakat umum lainnya. Paradigma ini berkata bahwa dunia industri lebih berperan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara dan dunia ini lebih bergengsi daripada dunia pertanian.


Teknologi

penanam padi



teknologi pertanian

http://www.lavallab.com/fermenter-bioreactor.ht


Data pemuda Indonesia yang bekerja pada pertanian

Pada tahun 1982, pekerjaan sektor pertanian didominasi oleh pekerja yang berusia di usia 31-65 tahun yakni mencapai 62%. Sementara pekerja yang berusia di bawah 30 tahun mencapai sekitar 12 juta orang atau 38 persen dari total jumlah pekerja sektor pertanian. Dua dekade kemudian (2003), komposisinya berubah, yaitu jumlah pekerja di sektor pertanian yang berumur di bawah 30 tahun (kaum pemuda) semakin menurun menjadi sekitar 11 juta orang atau 27% dari total pekerja di sektor ini sedangkan pekerja di atas usia ini mencapai 73%. Sementara itu pemuda yang bekerja di sektor nonpertanian telah mengalami peningkatan. Pemuda yang bekerja di sektor perdagangan telah meningkat dari 2,859 juta orang di tahun 1982 menjadi 4,735 juta orang di tahun 2003. Begitu juga di sektor perdagangan dan jasa; masing-masing pemuda yang bekerja di sector perdagangan meningkat dari 2,807 juta orang menjadi 4,876 juta orang di tahun 2003, dan yang di sektor jasa menurun relatif kecil dari 2,719 juta di tahun 1982 menjadi 2,447 juta orang di tahun 2003.(Mohamad Maulana, Sudi Mardianto dan A. Husni Malian ; Artikel – Pemikiran Mubyarto – Juli 2007; Jurnal Ekonomi Rakyat).

Data di atas menunjukkan selama dua dekade, secara abosolut dan relatif, jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan relatif tajam. Sementara mereka yang tergolong usia di atas kelompok pemuda meningkat. Di sisi lain pemuda yang bekerja di sektor nonpertanian meningkat dari waktu ke waktu. Faktor pendorong utama menurunnya jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian adalah luas asset lahan pertanian yang sempit. Diperkirakan luas lahan pertanian rata-rata per keluarga petani hanya 0,35 hektar saja. Penurunan luas pemilikan dan penguasaan lahan selain disebabkan oleh faktor pertambahan penduduk juga karena adanya konversi lahan pertanian ke nonpertanian. Konversi lahan sawah di Jawa periode 1981-1999 mencapai seluas 483.831 ha, dan pada periode 1999-2002 seluas 107.482 ha. Sementara jumlah keluarga petani yang sama sekali keluar dari sektor pertanian relatif sangat lambat. Dengan demikian produktifitas pertanian perpetani semakin menurun. Karena itulah telah terjadi transformasi struktural tenaga kerja pertanian. Diperkirakan kini sekitar 50% sumber pendapatan keluarga petani berasal dari sektor nonpertanian (Sjafri Mangkuprawira : 2009). Diperkirakan kondisi seperti ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2010 ke depan .


Paradigma mahasiswa saat ini yang terbentuk dari lingkungan

Tidak salah jika kebanyakan generasi muda dan mahasiswa mempunyai paradigma bahwa profesi petani adalah profesi yang rendahan dan tidak memiliki prospek yang cerah untuk masa depan mereka. Mereka beranggapan bahwa petani itu adalah orang-orang miskin yang setiap hari pergi ke sawah membawa cangkul, memakai caping, kemudian membajak sawah dengan bantuan dua ekor kerbau yang kotor dan bau, lalu menanami sawahnya dengan benih-benih padi, menunggu, dan merawatnya hingga waktu panen tiba. Namun, kenyataannya memang seperti itu. Banyak masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani masih hidup miskin dari dulu sampai sekarang, tidak ada yang berubah dari mereka. Di lingkungan tempat mereka hidupnya Fakta inilah yang membuat generasi muda juga mahasiswa enggan terjun ke dunia pertanian.

Bagaimana tidak? Mahasiswa pertanian saja yang seharusnya berkiprah pada dunia pertanian dengan perbekalan ilmu pertanian yang mereka dapatkan di perguruan tinggi/universitasnya justru malah lebih suka berkiprah di dunia non-pertanian seperti perbankan, perindustrian, dan sebagainya. Terbukti. Contohnya saja mahasiswa lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) lebih banyak yang bekerja di dunia non-pertanian dari pada pertanian, kemudian muncul sebuah anekdot “mahasiswa IPB ahli di segala bidang kecuali pertanian”. Bagai kacang lupa dengan kulitnya. Mahasiswa yang kini selalu dibantu dan dibiayai oleh rakyat dengan harapan mereka mampu memperbaiki pertanian yang ada dan memajukannya, tetapi justru menghianati rakyat dengan enggan bekerja pada bidang pertanian.

Paradigma yang semacam ini terbentuk tidak lain dan tidak bukan adalah dari lingkungan mereka berasal atau lingkungan tempat mereka tinggal. Sebagai contoh, di lingkungan sekitar IPB masih banyak petani yang menggarap lahan pertaniannya dengan cara-cara tradisional, dan mereka hidup dengan ekonomiyang pas-pasan. Inilah yang selalu terbanyang di benak mahasiswa IPB. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, Indonesia tidak akan pernah menjadi negara maju, karena Indonesia yang notabene-nya sebagai negara agraris dan kaya akan sumber daya alam pertanian akan kekurangan tenaga-tenaga ahli atau SDM yang mampu mengolah hasil pertanian dan pangan pertanian sehingga Indonesia akan terancam ketergantungan pangan dengan negara lain yang saat ini juga sudah mulai krisis pangan. Pernyataan ini sudah mulai terbukti, yaitu dengan semakin naiknya nilai impor bahan pangan Indonesia tiap tahun (Ade Darmayanti : 2010).


Pertanian kurang diperhatikan pemerintah

Semua hal mempunyai sebab-akibat, begitu juga dengan ketidakmajuan pertanian Indonesia. Selama ini sektor pertanian memang merupakan sektor yang paling sedikit mendapat perhatian pemerintah. Pembahasan tentang pertanian umumnya dilakukan tanpa dikaitkan dengan sektor lainnya. Akibatnya pembangunan ekonomi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari pembangunan di bidang lainnya seperti bidang industri, perdagangan dan jasa serta sektor ekonomi lainnya. Padahal pandangan yang sempit inilah yang menyebabkan pembangunan pertanian di negara-negara berkembang menjadi sangat jauh tertinggal dibandingkan pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi negara-negara maju.

Ada hal yang terlupakan oleh pemerintah dan masyarakat bahwa kemajuan dunia industri bukanlah semata-mata disebabkan oleh kerja keras peindustri melainkan banyak kontribusi dan sumbangsih yang berarti dari dunia pertanian kepada dunia industri. Konsep hulu-hilir merupakan sebuah syarat kemajuan dunia pertanian maupun dunia industri. Tanpa industri, pertanian masih bisa bertahan walaupun tidak dapat begitu berkembang. Namun, tanpa pertanian, industri akan mati lumpuh dikarenakan tidak ada suplai bahan baku yang tersedia. Ternyata, kebenaran konsep ini terbukti. Di tengah-tengah hiruk-pikuk kemajuan industri, dunia pertanian kembali menjadi sorotan utama dan diyakini memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara.

Industri


Amerika Serikat dan Jepang merupakan role model yang baik dalam penerapan konsep hulu-hilir ini. Kita ketahui bahwa AS merupakan negara produsen terbesar jagung dan gandum. AS pula merupakan produsen terbesar tepung gandum yang diimpor oleh Indonesia sebagai bahan baku pembuatan mie instan ala Indofood, Indomie, Supermie, Sarimie, dan masih banyak lagi jenisnya. Kemajuan pertanian Negara-negara ini tidak terlepas dari kontribusi dan kepedulian. Contohnya saja Jepang. Pemerintah Jepang tidak tinggal diam ketika generasi mudanya sudah mulai tidak suka dengan pertanian. Pemerintah memberikan insentif-insentif, untuk mengakselerasi pertanian lokal. Di dua puluh tahun terakhir ini, pemerintah Jepang telah memfasilitasi pertanian lokal untuk memasuki pasar. Menjual tanah pertanian kepada kepentingan komersial, akan dipajaki sangat tinggi oleh pemerintah, sementara memberikan tanah tersebut ke anak untuk pertanian hanya dipajaki sangat minim. Pusat pertanian juga mengundang anak-anak sekolah untuk menanam dan memanen, untuk meningkatkan minat mereka. Pertanian kadang menjadi bagian dari kurikulum sekolah (sumber : http://netsains.com). Konsep semacam ini perlu untuk sesekali diterapkan di Indonesia.

Petani Jepang


Lalu, bagaimana solusinya?

Hal yang perlu dipahami dari pertanian adalah bahwa pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai bidang lainnya seperti industri, perdagangan, jasa, pertanahan dan lain sebagainya. Semuanya adalah bagian integral yang saling berhubungan erat. Mahasiswa yang dipercaya sebagai manusia intelektual, ber-daya-nalar dan idealisme tinggi seharusnya sadar bahwa tugas mahasiswa setelah lulus adalah mengabdi kepada masyarakat dan bangsa ini. Mahasiswa pertanian berkewajiban membangun dan memperbaiki pertanian Indonesia, dengan senantiasa menuangkan ide-ide kreatifnya, pikiran kritisnya dalam menyikapi fakta di masyarakat, dan menjadi agen perubahan (agent of change) untuk mengantarkan masyarakat pada kondisi yang lebih baik. Begitu juga dengan pemerintah yang harus mendukung sepenuhnya, dengan membuat program-program yang dapat membangkitkan semangat generasi muda membangun pertanian.

Sempitnya peluang kerja pada bidang non-pertanian, seharusnya membuka mata para pemuda dan mahasiswa untuk lebih survive pada dunia pertanian yang sebenarnya sangat prospektif karena didukung dengan hamparan agraris Indonesia yang begitu luas dan kekayaan alam seperti keanekaragaman jenis tumbuhan yang bisa menjadi objek penelitian bahan pangan baru, kemudian dari sumber daya lautnya juga Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis ikan, rumput laut, dan lain-lain.


Dukungan dan semangat untuk mengubah paradigma mahasiswa IPB

Mengubah paradigma tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan sudah saatnya memperhatikan sektor pertanian secara lebih mendalam dan tidak pilih kasih lagi terhadap sektor industri, agar pertanian Indonesia lebih maju. Jika pertanian maju, maka image petani pun juga akan baik di mata generasi muda sehingga tidak lagi terpandang sebagai profesi rendahan bahkan bisa menjadi profesi yang sangat mulia.

Demi mencapai visi IPB “Menjadi universitas riset terkemuka di Asia dengan kompetensi utama pertanian tropika, berkarakter kewirausahaan, dan bersendikan keharmonisan” dan Visi Indonesia Pertanian Tanaman Pangan 2030 yaituPertanian tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan genetik secara berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global”, perlu ada dukungan nyata dari pemerintah dan juga IPB-nya sendiri, bisa berupa pengadaan program-program sosialisasi dan penerapan konsep pertanian On Farm dan Off Farm secara berkesinambungan, atau memasukan kurikulum yang membangkitkan “kesadaran” dengan intensitas yang cukup, dan lain sebagainya.

Pertanian on farm adalah segala aktivitas pertanian yang berada di alam terbuka atau di atas lahan-lahan pertanian. Sedangkan, off farm adalah segala aktivitas pertanian yang berada pada alam tertutup, maksudnya aktivitas petanian yang merambah ke dunia industri. Terkenal dengan sebutan agroindustri. Dengan kata lain, off farm adalah aktivitas para petani ‘berdasi’. Jika mahasiswa sudah mengetahui pengertian pertanian dalam “artian yang luas” ini dan menyadari betapa pentingnya dunia pertanian dalam perekonomian bangsa, para mahasiswa pasti akan berkejaran merebut peluang-peluang usaha dalam pertanian. Kini sudah saatnya, mahasiswa berperan lebih dalam pertanian dengan mengisi pos-pos yang dibutuhkan.


Mahasiswa IPB


Tautan Link :

http://belida.unmul.ac.id/index.php?Itemid=2&id=81&option=com_content&task=view

http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/pip/kuliah%20PIP%20topik%2014-05.pdf

http://blogdeta.blogspot.com/2009/03/pertanian-indonesia-dalam-dominasi.html

http://cda.ipb.ac.id/ina/home.php?module=detailberita&id=132

http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/parlaunganAdilRangkuti ReformasiPertanian.pdf

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/10007/1/Asep_Saefuddin_peningkatan_citra.pdf

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/13993/3/9_visi_pertanian_2030_Poerwanto_etall.pdf

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/6785/1/Pokok%20Pemikiran%20IPB.pdf

http://manajemen-ipb.ac.id/index.php/artikel/artikel-dosen/29-article-dosen

http://portal.pi-umkm.net/us.php?mod=umkm&act=Agro

http://rks.ipb.ac.id/file_pdf/IPB-Deptan-Bank%20Pertanian%20untuk%20Pembiayaan%20Usaha%20Pertanian_INOEL.pdf

http://web.ipb.ac.id/~psp/index.php?pilih=hal&id=15

http://web.ipb.ac.id/~tpb/tpb/files/materi/pip/Kuliah%2014.pdf


Gambar :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfWAf4cVJU1qEwDeRdOx6hyphenhyphentaTxO2TUZCRAYFlDXETKfRt4jN917Ogt0fLGHnlRqw7PnwzusBUGMJhgPj3C31SWWIhY1kue3O2Fa6Vlb_1_Kcdbg5ta2EBOGFUoaqdA7eywfwU9eJOFOeH/s320/DSCF5491C.jpg

http://bima.ipb.ac.id/~ppr/wp-content/themes/adropinthesea/images/banner.jpg

http://sdkmardiwiyata2.files.wordpress.com/2008/04/angon-kebo.jpg

http://www.amj-gadgets.com/wp-content/uploads/2009/01/robotic-exoskeleton.jpg

http://www.indofamily.net/teens/images/stories/articles/pesta%20sains%202008%20-ipb--31okt2008--by%20ayu.jpg

http://merymaswarita.files.wordpress.com/2009/10/gbr-teknologi.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMeBqMaggsn-azkr8uUsedu1Yi545K3Pxvi5VkZFXwPc8ZGp49cJHbukEWBDVnMuXHbXdAk_E5dyCROZ31PB40KSORqg8VAhLVg2GCLbLxDthSM67qjSRutlvXXmkspVuEkq607RF2WITb/s400/global-warming.jpg









Comments

Popular posts from this blog

Harga Kayu Meranti 2020

Proposal : Pembangunan Tempat Pengolahan Kayu (Sawmill) Di Sekitar Jalur Cigudeg-Leuwiliang

Penerapan AMDAL pada Pembangunan di Bidang Kehutanan