Pengaruh kekompakan bahan bakar
PENGARUH KEKOMPAKAN BAHAN BAKAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era pembangunan saat ini yang termasuk rumit pemecahannya adalah tentang linkungan hidup. Karena pertumbuhan terus menerus dalam pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam yang mengakibatkan berbagi kesulitan besar dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup perlu terus menerus diperhatikan. Misalnya dalam hal kehutanan, belakangan ini di hutan seringkali terjadi kebakaran yang tidak jelas penyebabnya.
Pada umumnya kebakaran suatu hutan dapat terjadi melalui 2 faktor yaitu, tidak disengaja (karena faktor alam) dan disengaja (karena faktor manusia). Kebakaran yang disebabkan oleh manusia sering terjadi dibandingkan kebakaran hutan secara alami. Hal ini diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam yang ad di hutan yang dilakukan secara berlebihan, yang dapat menyebabakan kebakaran. Sebenarnya dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada di hutan dapat dilakukan dengan baik yaitu dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan, yang bisa mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan pada kondisi hutan tersebut.
Dalam laporan ini terdapat contoh pola kejadian yang akibatnya dapat merugikan diri kita sendiri maupun masyarakat untuk kehutanan, yaitu dalam hal kebakaran hutan. Praktikan mengambil sebuah contoh berupa pengaruh kekompakan bahan bakar yang menyebabkan kebakaran hutan. Yang telah diketahui memiliki beberapa karakteristik, kekompakan, kadar air, jenis bahan bakar, tipe bahan bakar, dan kesinambungan hutan itu sendiri. Hal ini dilakukan sebagai contoh untuk mengetahui sejauh mana pola kebakaran hutan yang dapat terjadi akibat beberapa karakteristik tersebut, serta memungkinkan untuk mengetahui berbagai faktor lain yang terlibat di dalamnya.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekompakan bahan bakar terhadap kecepatan nyala atau pembakaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Kekompakan bahan bakar sangatlah mempengaruhi cepat atau tidaknya api dapat menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kekompakan bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat-sifat fisik kayu, kerapatan pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kekompakan bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat atau kompak (seperti: kayu, cabang kayu, pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar, daun, dan kayu lunak). Dalam hal kekompakan bahan bakar, semakin kompak bahan bakar yang digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut (Akbar, 1994/1995).
Kadar air bahan bakar (berhubungan dengan kemudahan bahan bakar tersebut terbakar api, kemampuan bahan bakar menyerap energi pemanasan, pelepasan uap air dari dalam bahan bakar, serta asap yang ditimbulkan). Jenis bahan bakar menurut perbedaan kadar air terbagi kedalam dua bagian, yaitu: bahan bakar kering (kadar air rendah) dan bahan bakar basah (kadar air tinggi) (JICA, 2006. Kata yang dicetak miring dari penulis).
Jenis bahan bakar biasanya berhubungan dengan bentuk, ukuran, dan ketersediaan zat yang mudah terbakar pada bahan bakar. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi: bahan bakar halus (alang-alang, pinus, eukaliptus) dan bahan bakar kasar (daun lebar: jati, dipterocarpaceae) (...........). Sedangkan menurut tipe bahan bakar terdapat bahan bakar atas (tajuk, daun, dan batang), bahan bakar tengah (semak, cabang ranting dan daun), bahan bakar permukaan (rumput, runtuhan daun kering), dan bahan bakar bawah (akar, humus, dan batu bara) (UNEP, 2006).
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium kebakaran hutan fakultas kehutanan IPB, pada hari rabu tanggal 9 Maret 2011 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB.
B. Bahan dan Alat
Alat : Bahan :
1. Timbanga Analitik 1. Balok kayu 3 buah
2. Kawat Kassa dan Kaki Tiga 2. Tiga buah Serutan kayu @ 3 gram
3. Pembakar Bunsen
4. Korek Api
5. Pinset
6. Alat Pengukur Waktu
C. Prosedur Kerja
1. Pengujian Balok Kayu
Cara : Letakan satu balok kayu pada kawat kassa yang sudah dirangkai dengan kaki tiga. Kemudian nyalakan pembakar Bunsen hingga lidah api menyentuh balok tersebut. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai balok tersebut terbakar. Setelah terbakar, pindah atau geser pembakar bunsen dari balok kayu. Hitung lama waktu nyala api yang membakar balok. Setelah api padam, amati sisa-sisa pembakaran (berapa % balok kayu habis terbakar oleh api). Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali ( sebanyak jumlah balok karena satu percobaan menggunakan satu balok kayu).
2. Pengujian Serutan kayu
Cara : Timbang serutan kayu dengan timbangan analitik sebanyak tiga gram. Letakan serutan pada kawat kassa yang sudah dirangkai dengan kaki tiga. Kemudian nyalakan pembakar Bunsen hingga lidah api menyentuh serutan tersebut. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai serutan kayu tersebut terbakar. Setelah terbakar, pindah atau geser pembakar bunsen dari serutan . Hitung lama waktu nyala api yang membakar serutan. Setelah api padam, amati sisa-sisa pembakaran (apakah habis terbakar dan sisanya berupa abu ?). Langkah-langkah ini di ulangi sebanyak tiga kali ( sesuai jumlah serutan).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengaruh Kekompakan Bahan Bakar
BahanBakar Ulangan LamanyaWaktu sampai dengan Terbakar
(menit) Lama Penyalaan
(menit) Keterangan
(%)
BalokKayu 1 (2 g) 0.23 0.65 66
2 (2.2 g) 0.55 1 33
3 (2 g) 0.25 0.70 50
Rata-rata 0.34 0.78 49.67
SerutanKayu 1 (3.9 g) 0.05 1 100
2 (3.9 g) 0.07 2 95
3 (3.9 g) 0.05 1 100
Rata-rata 0.06 1.33 98.33
B. Pembahasan
Salah satu faktor yang berperan dalam kebakaran hutan adalah bahan bakar. Selain itu faktor yang berperan yang masih dekat hubungannya dengan bahan bakar adalah jenis vegetasi dan kerapatan tanaman. Untuk itu perlu pemahaman terhadap karakteristik atau sifat-sifat dari bahan bakar itu sediri. Adapun karakteristik dari bahan bakar tersebut yaitu ukuran bahan bakar (bahan bakar ringan dan bahan bakar kering), penyusunan bahan bakar, jumlah bahan bakar, tipe bahan bakar, kekompakan bahan bakar, dan kondisi bahan bakar.
Dalam praktikum kali ini, kita akan menguji adanya pengaruh kekompakan bahan bakar terhadap kecepatan pembakaran. Adapun bahan bakar yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah balok dan serutan kayu. Setelah balok dan serutan kayu di bakar, ternyata yang lebih cepat proses pembakarannya adalah pada serutan kayu. Hal ini terbukti bahwa adanya karakter kekompakan pada bahan bakar.
Kekompakan bahan bakar adalah bagaimana bahan bakar tersebut tersusun, apakah padat, sedang, atau tidak padat. Dengan kata lain berhubungan dengan porositas tumpukan bahan bakar. Dalam hal ini pengaruh dari suplai oksigen sangat besar. Kekompakan menggambarkan kerapatan tiap-tiap potongan bahan bakar yang terpadatkan fuel bed. Kekompakan akan mempengaruhi pasokan udara pada partikel bahan bakar yang sedang terbakar dan kemudahan pemindahan panas pada bahan bakar di depan nyala api.
Kekompakan mempengaruhi laju reaksi pembakaran dan tinggi nyala api. Jarak antar potongan bahan bakar akan mempengaruhi pemindahan panas dan pasokan udara pada tiap-tiap potongan bahan bakar. Semakin besar ukuran potongan bahan bakar, semakin tinggi kekompakan optimumnya. Seperti yang terlihat pada praktikum kali ini bahwa serasah kayu lebih cepat habis terbakar d bandingkan dengan balok kayu karena serasah kayu tersusun lepas-lepas (kekompakan rendah) sehingga laju pembakarannya meningkat lebih cepat.
KESIMPULAN
Kekompakan suatu bahan bakar sangat berpengaruh terhadap kecepatan nyala dan lama waktu pembakaran. Berdasarkan pada pembahasan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa balok kayu lebih susah terbakar karena lebih kompak bahan bakarnya daripada serutan kayu. Semakin kompak suatu bahan bakar akan semakin susah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Acep. 1994/1995. Api hutan dan strategi pemadamannya. Majalah Kehutanan Indonesia. Puskap Fisip USU: Wim Dan Yayasan Sintesa. Edisi 06.(Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan. JICA). tahun terbit 2006: hal 6.
Pedoman efisiensi energi untuk industri di Asia. UNEP: 2006. [terhubung berkala] http://energyefficiencyasia.org [diakses tanggal 10 Maret 2011]
Suratmo, FG.; Husaeni, E.H.; Surati Jaya, N. (editor) Pengendalian Kebakaran Hutan-Cet.-Bogor, Fakultas Kehutanan IPB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era pembangunan saat ini yang termasuk rumit pemecahannya adalah tentang linkungan hidup. Karena pertumbuhan terus menerus dalam pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam yang mengakibatkan berbagi kesulitan besar dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup perlu terus menerus diperhatikan. Misalnya dalam hal kehutanan, belakangan ini di hutan seringkali terjadi kebakaran yang tidak jelas penyebabnya.
Pada umumnya kebakaran suatu hutan dapat terjadi melalui 2 faktor yaitu, tidak disengaja (karena faktor alam) dan disengaja (karena faktor manusia). Kebakaran yang disebabkan oleh manusia sering terjadi dibandingkan kebakaran hutan secara alami. Hal ini diakibatkan oleh pemanfaatan sumber daya alam yang ad di hutan yang dilakukan secara berlebihan, yang dapat menyebabakan kebakaran. Sebenarnya dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada di hutan dapat dilakukan dengan baik yaitu dengan tidak mengeksploitasi secara berlebihan, yang bisa mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan pada kondisi hutan tersebut.
Dalam laporan ini terdapat contoh pola kejadian yang akibatnya dapat merugikan diri kita sendiri maupun masyarakat untuk kehutanan, yaitu dalam hal kebakaran hutan. Praktikan mengambil sebuah contoh berupa pengaruh kekompakan bahan bakar yang menyebabkan kebakaran hutan. Yang telah diketahui memiliki beberapa karakteristik, kekompakan, kadar air, jenis bahan bakar, tipe bahan bakar, dan kesinambungan hutan itu sendiri. Hal ini dilakukan sebagai contoh untuk mengetahui sejauh mana pola kebakaran hutan yang dapat terjadi akibat beberapa karakteristik tersebut, serta memungkinkan untuk mengetahui berbagai faktor lain yang terlibat di dalamnya.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekompakan bahan bakar terhadap kecepatan nyala atau pembakaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Kekompakan bahan bakar sangatlah mempengaruhi cepat atau tidaknya api dapat menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kekompakan bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat-sifat fisik kayu, kerapatan pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kekompakan bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat atau kompak (seperti: kayu, cabang kayu, pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar, daun, dan kayu lunak). Dalam hal kekompakan bahan bakar, semakin kompak bahan bakar yang digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut (Akbar, 1994/1995).
Kadar air bahan bakar (berhubungan dengan kemudahan bahan bakar tersebut terbakar api, kemampuan bahan bakar menyerap energi pemanasan, pelepasan uap air dari dalam bahan bakar, serta asap yang ditimbulkan). Jenis bahan bakar menurut perbedaan kadar air terbagi kedalam dua bagian, yaitu: bahan bakar kering (kadar air rendah) dan bahan bakar basah (kadar air tinggi) (JICA, 2006. Kata yang dicetak miring dari penulis).
Jenis bahan bakar biasanya berhubungan dengan bentuk, ukuran, dan ketersediaan zat yang mudah terbakar pada bahan bakar. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi: bahan bakar halus (alang-alang, pinus, eukaliptus) dan bahan bakar kasar (daun lebar: jati, dipterocarpaceae) (...........). Sedangkan menurut tipe bahan bakar terdapat bahan bakar atas (tajuk, daun, dan batang), bahan bakar tengah (semak, cabang ranting dan daun), bahan bakar permukaan (rumput, runtuhan daun kering), dan bahan bakar bawah (akar, humus, dan batu bara) (UNEP, 2006).
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium kebakaran hutan fakultas kehutanan IPB, pada hari rabu tanggal 9 Maret 2011 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB.
B. Bahan dan Alat
Alat : Bahan :
1. Timbanga Analitik 1. Balok kayu 3 buah
2. Kawat Kassa dan Kaki Tiga 2. Tiga buah Serutan kayu @ 3 gram
3. Pembakar Bunsen
4. Korek Api
5. Pinset
6. Alat Pengukur Waktu
C. Prosedur Kerja
1. Pengujian Balok Kayu
Cara : Letakan satu balok kayu pada kawat kassa yang sudah dirangkai dengan kaki tiga. Kemudian nyalakan pembakar Bunsen hingga lidah api menyentuh balok tersebut. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai balok tersebut terbakar. Setelah terbakar, pindah atau geser pembakar bunsen dari balok kayu. Hitung lama waktu nyala api yang membakar balok. Setelah api padam, amati sisa-sisa pembakaran (berapa % balok kayu habis terbakar oleh api). Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali ( sebanyak jumlah balok karena satu percobaan menggunakan satu balok kayu).
2. Pengujian Serutan kayu
Cara : Timbang serutan kayu dengan timbangan analitik sebanyak tiga gram. Letakan serutan pada kawat kassa yang sudah dirangkai dengan kaki tiga. Kemudian nyalakan pembakar Bunsen hingga lidah api menyentuh serutan tersebut. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai serutan kayu tersebut terbakar. Setelah terbakar, pindah atau geser pembakar bunsen dari serutan . Hitung lama waktu nyala api yang membakar serutan. Setelah api padam, amati sisa-sisa pembakaran (apakah habis terbakar dan sisanya berupa abu ?). Langkah-langkah ini di ulangi sebanyak tiga kali ( sesuai jumlah serutan).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengaruh Kekompakan Bahan Bakar
BahanBakar Ulangan LamanyaWaktu sampai dengan Terbakar
(menit) Lama Penyalaan
(menit) Keterangan
(%)
BalokKayu 1 (2 g) 0.23 0.65 66
2 (2.2 g) 0.55 1 33
3 (2 g) 0.25 0.70 50
Rata-rata 0.34 0.78 49.67
SerutanKayu 1 (3.9 g) 0.05 1 100
2 (3.9 g) 0.07 2 95
3 (3.9 g) 0.05 1 100
Rata-rata 0.06 1.33 98.33
B. Pembahasan
Salah satu faktor yang berperan dalam kebakaran hutan adalah bahan bakar. Selain itu faktor yang berperan yang masih dekat hubungannya dengan bahan bakar adalah jenis vegetasi dan kerapatan tanaman. Untuk itu perlu pemahaman terhadap karakteristik atau sifat-sifat dari bahan bakar itu sediri. Adapun karakteristik dari bahan bakar tersebut yaitu ukuran bahan bakar (bahan bakar ringan dan bahan bakar kering), penyusunan bahan bakar, jumlah bahan bakar, tipe bahan bakar, kekompakan bahan bakar, dan kondisi bahan bakar.
Dalam praktikum kali ini, kita akan menguji adanya pengaruh kekompakan bahan bakar terhadap kecepatan pembakaran. Adapun bahan bakar yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah balok dan serutan kayu. Setelah balok dan serutan kayu di bakar, ternyata yang lebih cepat proses pembakarannya adalah pada serutan kayu. Hal ini terbukti bahwa adanya karakter kekompakan pada bahan bakar.
Kekompakan bahan bakar adalah bagaimana bahan bakar tersebut tersusun, apakah padat, sedang, atau tidak padat. Dengan kata lain berhubungan dengan porositas tumpukan bahan bakar. Dalam hal ini pengaruh dari suplai oksigen sangat besar. Kekompakan menggambarkan kerapatan tiap-tiap potongan bahan bakar yang terpadatkan fuel bed. Kekompakan akan mempengaruhi pasokan udara pada partikel bahan bakar yang sedang terbakar dan kemudahan pemindahan panas pada bahan bakar di depan nyala api.
Kekompakan mempengaruhi laju reaksi pembakaran dan tinggi nyala api. Jarak antar potongan bahan bakar akan mempengaruhi pemindahan panas dan pasokan udara pada tiap-tiap potongan bahan bakar. Semakin besar ukuran potongan bahan bakar, semakin tinggi kekompakan optimumnya. Seperti yang terlihat pada praktikum kali ini bahwa serasah kayu lebih cepat habis terbakar d bandingkan dengan balok kayu karena serasah kayu tersusun lepas-lepas (kekompakan rendah) sehingga laju pembakarannya meningkat lebih cepat.
KESIMPULAN
Kekompakan suatu bahan bakar sangat berpengaruh terhadap kecepatan nyala dan lama waktu pembakaran. Berdasarkan pada pembahasan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa balok kayu lebih susah terbakar karena lebih kompak bahan bakarnya daripada serutan kayu. Semakin kompak suatu bahan bakar akan semakin susah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Acep. 1994/1995. Api hutan dan strategi pemadamannya. Majalah Kehutanan Indonesia. Puskap Fisip USU: Wim Dan Yayasan Sintesa. Edisi 06.(Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan. JICA). tahun terbit 2006: hal 6.
Pedoman efisiensi energi untuk industri di Asia. UNEP: 2006. [terhubung berkala] http://energyefficiencyasia.org [diakses tanggal 10 Maret 2011]
Suratmo, FG.; Husaeni, E.H.; Surati Jaya, N. (editor) Pengendalian Kebakaran Hutan-Cet.-Bogor, Fakultas Kehutanan IPB
Menarik bang hehe
ReplyDelete