Contoh Laporan Akhir PKM M
LAPORAN
AKHIR
PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
AGROFORESTRY
UMBI PORANG (Amorphopallus oncophyllus)
DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT UNTUK MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN SERTA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA HEGARMANAH
BIDANG KEGIATAN:
PKM-M
Diusulkan oleh:
Juanda E14090003/2009
Sarah Andini E14090031/2009
Arum Ngesti Palupi E14090080/2009
Muhammad Izzudin Faizal E14100027/2010
Restu Dwi Atmoko E14100042/2010
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
HALAMAN PENGESAHAN
1 Judul Kegiatan
: Agroforestry Umbi Porang (Amorphopallus oncophyllus) di Hutan
Pendidikan Gunung walat untuk membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat Desa Hegarmanah.
2.
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K
() PKM-KC
( ) PKM-T
(√) PKM-M
3.
Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan
(√ ) Pertanian
( )
MIPA (
) Teknologi dan Rekayasa
(
) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
(
) Pendidikan
4.Ketua
Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama
a. Nama Lengkap :
Juanda
b. NIM
:
E14090003
c. Jurusan
:
Manajemen Hutan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut
Pertanian Bogor
e. Alamat
Rumah dan No Tel./HP :Babakan lio No.15,
Bogor/085717384645
f . Alamat email :
smartjuanda@yahoo.com
4.
Anggota Pelaksana Kegiatan : 4
orang
6.
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
Soni Trison S.Hut, M.Si
b. NIP
:
19771123 200701 1002
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komplek taman cimanggu Jl.dahlia No. 32
Bogor/0251-
8336237
7.
Biaya Kegiatan Total : Rp 7.200.000
a. Dikti
:
Rp 7.200.000
b. Sumber lain (sebutkan . . . ) :
Rp -
8.
Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
Bogor, 28 Mei 2012
Menyetujui
Ketua
Departemen Manajemen Hutan Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr.
Didik Suharjito, MS) (Juanda)
NIP
. 19630401 199403 1 001 NIM.
E14090003
Wakil
Rektor akademik dan kemahasiswaan Dosen Pendamping
(Prof. Dr. Ir. H. Yonny Koesmaryono, MS ) (Soni
Trison S.Hut, M.Si)
NIP. 195812281985031003 NIP. 19771123 200701 1002
ABSTRAK
Berdasarkan
Laporan Kependudukan Kecamatan Cicantayan tahun 2010, total jumlah penduduk
desa Hegarmanah adalah 8322 jiwa yang terdiri dari 4097 jiwa laki-laki dan 4225
perempuan dan 73,4% berada pada usia produktif serta termasuk dalam angkatan
kerja. Sebagian besar penduduk bekerja disektor pertanian biasanya bekerja
sebagai petani, baik di lahan milik sendiri atau di lahan milik orang lain
(sebagai penggarap). Kondisi masyarakat desa hegarmanah umumnya para wanita
bekerja di pabrik garmen sedangkan para lelaki banyak memiliki waktu luang di
rumah.Tanaman umbi porang memiliki potensi dan syarat tumbuh sesuai dengan
kondisi biofisik pada HPGW. Program
kreativitas mahasiswa agroforestry ini
dilakukan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai
budidaya umbi porang, membuat demplot percontohan agroforestry di HPGW, serta tujuan ke depan adalah dapat membuka
lapangan pekerjaan serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Hegarmanah.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah penyuluhan yang
berupa pemberian materi di ruangan mengenai budidaya umbi porang, demplot
percontohan agroforestry umbi porang,
serta adanya kuisoner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai umbi
porang baik sebelum maupun setelah adanya penyuluhan. Berdasarkan hasil
kuisoner sebelum penyuluhan masyarakat yang mengetahui umbi porang sebesar
11,11 % sedamgkan masyarakat yang belum mengetahui umbi porang sebesar 88,.88
%, kemudian setelah adanya penyuluhan sebanyak 77,78 % paham mengenai umbi
porang dan 22,22 % tidak paham mengenai umbi porang. Selain itu telah terbentuk
demplot percontohan agroforestry umbi
porang seluas 200 m2 di HPGW.
Kata kunci : Agroforestry, umbi porang, Masyarakat
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
laporan akhir program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat yang
berjudul, Agroforestry Umbi Porang (Amorphopallus oncophyllus) di Hutan
Pendidikan Gunung walat untuk membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat Desa Hegarmanah.
Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan akhir ini, yaitu:
- Bapak
Soni Trison, S.Hut, MSi yang telah membimbing tim PKM dalam pembuatan laporan
akhir ini hingga selesai
- Bapak
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono,MS selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan
- Bapak
Dr.ir. Didik Suharjito , MS selaku Ketua Departemen Manajemen Hutan
- Orangtua
tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan do’a
- Saudara
dan teman-teman yang memotivasi dan memberi dukungan moral maupun material
dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu di sini.
Semoga Allah menerima dan membalas kebaikan Bapak/Ibu/ Saudara. Amin.
Bogor,
28 Mei 2012
Penulis
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Kondisi masyarakat desa hegarmanah
umumnya para wanita bekerja di pabrik garmen sedangkan para lelaki banyak
memiliki waktu luang di rumah. Lahan hutan pendidikan gunung walat (HPGW) dapat
dijadikan tempat untuk agroforestry,
guna untuk memberikan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
hegarmanah. Tanaman umbi porang memiliki potensi dan syarat tumbuh sesuai
dengan kondisi biofisik pada HPGW. Hal ini berarti
pengadaan agroforestry umbi porang
dapat menjadi salah satu cara untuk membuka lapangan pekerjaan sehingga
masyarakat di Desa Hegarmanah dapat berkreasi untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
1.
Tersedianya
lahan hutan di HPGW yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk agroforestry.
2.
Desa
Hegarmanah merupakan salah satu desa yang berhubungan dan berbatasan langsung dengan kawasan HPGW.
3.
Porang
(Amorphopallus oncophyllus) memiliki
peluang bisnis menjanjikan di masa yang akan datang.
C.
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
ini adalah:
1.
Mengenalkan
dan memberikan pengetahuan budidaya tanaman porang (Amorphopallus oncophyllus) kepada masyarakat sekitar HPGW.
2.
Masyarakat
di sekitar HPGW dapat memanfaatkan lahan hutan yang disediakan oleh HPGW untuk
agroforestry dengan komoditas porang (Amorphopallus
oncophyllus).
3.
Pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa
Hegarmanah.
D.
LUARAN YANG
DIHARAPKAN
1.
Masyarakat
dapat membudidayakan porang sebagai tanaman agroforestry
selain kapol, kopi, pisang, dan singkong.
2.
Masyarakat
dan HPGW dapat melakukan kerja sama dalam pegelolaan dan distribusi porang.
3.
Masyarakat
desa Hegarmanah memiliki pekerjaan dan dapat meningkatkan kesejahteraan.
E.
KEGUNAAN
Melalui program pengabdian masyarakat,
masyarakat diharapkan dapat melakukan agroforestry tanaman umbi porang baik di lahan
HPGW maupun di lahan masyarakat.
II.
GAMBARAN
UMUM MASYARAKAT SASARAN
A.
Kondisi
Biofisik Desa Hegarmanah
Secara
geografis, desa Hegarmanah terletak pada 6,57° LS dan 106,41° BT. Desa
Hegarmanah termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Dati II
Sukabumi yang memiliki luas 1.488,328 Ha. Desa ini terdiri dari 7 dusun, yaitu
Hegarmanah, Nangerang, Cilubang, Pangkalan, Manggis, Longkewang dan Kebon Bera.
Desa Hegarmanah memiliki topografi yang bervariasi mulai dari datar hingga
gunung dengan persentase masing-masing dari datar hingga bergelombang 32%,
berombak sampai berbukit 41%, dan berbukit sampai dengan bergunung 21%. Jenis
tanah di desa ini adalah kompleks Podzolik merah kuning, latosol dan litosol
dari batuan endapan dan batuan beku. Berdasarkan tipe iklim Schimidt dan
Ferguson, daerah disekitar HPGW termasuk tipe iklim B. Ketinggian tempat dari
permukaan air laut adalah 600 mdpl.
B.
Kondisi
Kependudukan
Berdasarkan
Laporan Kependudukan Kecamatan Cicantayan tahun 2010, total jumlah penduduk
desa Hegarmanah adalah 8322 jiwa yang terdiri dari 4097 jiwa laki-laki dan 4225
perempuan. Sedangkan total jumlah rumah tangga yang ada di Desa Hegarmanah
yaitu 2281 KK. Dari total jumlah penduduk Desa Hegarmanah sebesar 22% merupakan
usia belum produktif (0 – 14 tahun), kelompok usia tidak produktif (diatas usia
55 tahun) sebesar 7% dan 71% merupakan kelompok usia produktif (15 – 54 tahun).
Banyaknya jumlah penduduk pada usia produktif menunjukkan melimpahnya sumber
tenaga kerja di Desa Hegarmanah. Pada umumnya tingkat pendidikan di Desa
Hegarmanah masih tergolong cukup rendah. Sebagian besar penduduknya hanya
sampai tamat Sekolah Dasar (SD) saja. Sebagian kecil penduduk berpendidikan
SLTP dan SLTA. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia
di Desa Hegarmanah.
C.
Mata Pencaharian
Penduduk,Sruktur Penggunaan dan Kepemilikan Lahan
Menurut data potensi Desa Hegarmanah, penduduk
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga masyarakat sangat
tergantung sekali pada sektor pertanian. Ketersediaaan lahan bagi masyarakat
sangatlah penting untuk memperoleh pendapatan, karena untuk bekerja di luar
sektor ini mereka terbentur dengan banyaknya kendala, terutama rendahnya
tingkat pendidikan dan modal usaha. Luas
lahan terbesar digunakan untuk perkebunan berupa tegal maupun ladang sebesar
56,4%. Biasanya lahan tersebut diusahakan pada lahan milik maupun lahan garapan
dengan bentuk kebun campuran. Untuk kepemilikan lahan penduduk di desa
Hegarmanah relatif kecil, bahkan terdapat pula yang tidak memiliki lahan. Penduduk
desa Hegarmanah yang memiliki lahan milik dengan luasan yang besar hanya
berjumlah 75 orang atau sebesar 6,6% dari seluruh penduduk. Sedangkan rata-rata
penduduk memiliki lahan milik kurang dari 0,5 Ha sebesar 74,1%. Hal ini dapat
dilihat sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh tani karena
lahan milik yang dimiliki mempunyai luasan yang kecil.
D.
Pola Agroforestry yang Pernah Dikembangkan di
Hutan Pendidikan Gunung Walat
Ada
beberapa pola agroforestry yang
dikembangkan di HPGW, yang telah teridentifikasi yaitu tiga pola agroforestry
(AF) yang di desain untuk kondisi tegakan hutan saat ini. Pola pertama di
desain untuk memulihkan areal hutan yang benar-benar tidak tertanami pohon atau
istilahnya tegakan hutan yang gundul dengan jumlah pohon yang tersisa kurang
dari 25 pohon/ha. Jenis tanaman
kehutanannya adalah Paraserianthes falcataria (sengon) dan Agathis
loranthifolia (damar), sedangkan untuk tanaman pertaniannya adalah
padi, jagung, pisang, nanas, singkong, kapulaga dan kopi. Pola kedua
merupakan modifikasi dari pola pertama dan jika kondisi hutan sudah agak gundul
atau jumlah pohon yang tersisa dari 25 – 100 pohon/ha. Sedangkan komposisi
tanamannya sama dengan pola pertama . Apabila kondisi hutannya masih cukup
rapat atau jumlah pohon yang tersisa lebih dari 100 pohon/ha merupakan pola
ketiga. Pada pola ini tidak dilakukan penanaman kembali jenis pohon tetapi
hanya penataan dan penanaman tanaman pertanian yang tahan naungan, seperti
kopi, kapulaga dan pisang. Di areal dimana terdapat cukup cahaya dapat ditanami
dengan singkong, padi gogo, jagung atau kacang tanah.
III.
METODE PENDEKATAN
Metode
yang digunakan pada kegiatan ini adalah penyuluhan kepada masyarakat. Metode
ini terdiri dari dua sub kegiatan yaitu pelatihan dan pembuatan demplot. Pelatihan diberikan kepada masyarakat berkaitan
dengan umbi porang secara umum, teknik penanaman, perawatan, dan
pasca panen umbi porang untuk dijadikan komoditi ekspor yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Selanjutnya demplot percontohan agroforestry umbi porang dengan luas 200 m² dimaksudkan
sebagai media percontohan sekaligus promosi kepada masyarakat sekitar area
demplot tentang tanaman umbi porang.
IV.
PELAKSANAAN
PROGRAM
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
PKM-M Agroforestry
umbi Porang yang telah dilaksanakan terdiri dari beberapa rangkaian
kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan monitoring. Rangkaian kegiatan
tersebut dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Februari.
Secara umum, pelaksanaan program dilaksanakan
di Desa Hegarmanah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
4.2 Tahapan
Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan
Tahapan
pelaksanaan program terjadi perubahan dari rencana yang telah dicantumkan pada
proposal yaitu pelaksanaan penyuluhan yang mundur dari waktu yang telah
direncanakan. Berikut merupakan jadwal faktual pelaksanaan program PKM-M Agroforestry umbi Porang:
Tabel 1. Jadwal faktual pelaksanaan
No
|
Hari
|
Kegiatan
|
Tempat Pelaksanaan
|
1
|
Senin, 20 Februari 2012
|
Membuat Kuisoner
|
Kampus
Faperta, IPB
|
|
|
Menghubungi Dosen
|
Ruang
AJMP
|
|
|
Membuat desain spanduk
|
Kampus
Faperta, IPB
|
Penyusunan modul/materi penyuluhan
|
Kampus
Faperta, IPB
|
||
2
|
Kamis, 23 Februari 2012
|
Membuat undangan
|
Kampus
Faperta, IPB
|
3
|
Sabtu-Minggu
|
Survei lokasi penanaman
|
Desa
Hegarmanah, Sukabumi
|
|
(25-26 Februari 2012)
|
Sharing dengan Kepala Dusun
|
Desa
Hegarmanah, Sukabumi
|
4
|
Minggu, 4 Maret 2012
|
Survey lokasi penanaman ke-2
|
Desa
Hegarmanah, Sukabumi
|
|
|
Bertemu pihak HPGW
|
|
5
|
Sabtu, 10 Maret 2012
|
Persiapan Lahan
|
Desa
Hegarmanah, Sukabumi
|
|
|
Konfirmasi peserta
|
|
6
|
Sabtu, 17 Maret 2012
|
Pelaksanaan penyuluhan
|
Balai
Desa Hegarmanah, Sukabumi
|
7
|
Sabtu-Minggu
|
Monitoring program
|
Desa Hegarmanah, Sukabumi
|
|
(24-25 Maret 2012)
|
||
8
|
Sabtu-Minggu
|
Monitoring program
|
Desa Hegarmanah, Sukabumi
|
|
(31 Maret-1 April 2012)
|
4.3 Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
pelaksanaan yang digunakan dalam pelaksanaan program PKM-M Agroforestry umbi Porang antara lain adalah laptop, proyektor,
spanduk, kuisoner, brosur, kalender, cangkul, dan ember.
4.4 Rancangan dan Realisasi Biaya
Tabel 2. Rancangan dan Realisasi Biaya
No
|
Peruntukan
|
Rencana (Rp)
|
Realisasi (Rp)
|
Saldo (Rp)
|
1
|
Kesekretariatan
|
|||
Pembuatan dan
Penggandaan Proposal
|
50.000
|
50.000
|
0
|
|
Pembuatan Laporan
Kegiatan
|
100.000
|
100.000
|
0
|
|
Perbaikan Proposal
|
75.000
|
75.000
|
0
|
|
Materai
|
14.000
|
14.000
|
0
|
|
Print Log Book
|
6.000
|
6.000
|
0
|
|
|
Sub Total
|
245.000
|
245.000
|
0
|
2
|
Bahan Habis Pakai
|
|||
Bingkisan Pemateri
|
130.000
|
106.000
|
24.000
|
|
Bolpoin
|
17.000
|
17.800
|
-800
|
|
Rokok Peserta
|
147.000
|
148.500
|
-1.500
|
|
Cat minyak
|
0
|
5.000
|
-5.000
|
|
|
Sub Total
|
294.000
|
277.300
|
16.700
|
3
|
Peralatan Penunjang PKM
|
|||
Sewa Proyektor
|
200.000
|
200.000
|
0
|
|
Pembuatan modul
penyuluhan
|
100.000
|
100.000
|
0
|
|
Print kuisoner
|
16.000
|
16.000
|
0
|
|
Bibit porang
|
1.250.000
|
1.250.000
|
0
|
|
Konsumsi penyuluhan
|
600.000
|
600.000
|
0
|
|
Pupuk kompos
|
170.000
|
170.000
|
0
|
|
Konsumsi Pelaksana
|
300.000
|
300.000
|
0
|
|
Tenaga persiapan lahan
|
300.000
|
300.000
|
0
|
|
Pembuatan Kalender
|
200.000
|
200.000
|
0
|
|
Biaya pemeliaharaan
|
849.000
|
849.000
|
0
|
|
Pembuatan Spanduk
|
26.000
|
26.000
|
0
|
|
Pembuatan Poster
|
150.000
|
0
|
150.000
|
|
|
Sub Total
|
4.161.000
|
4.011.000
|
150.000
|
4
|
Perjalanan
|
|||
Transportasi pemateri
dan tim pelaksana
|
2.000.000
|
1.009.300
|
990.700
|
|
Biaya pengiriman bibit
porang
|
200.000
|
200.000
|
0
|
|
Survey Distributor ke Bandung
|
300.000
|
300.000
|
0
|
|
|
Sub Total
|
2.500.000
|
1.509.300
|
990.700
|
|
|
|
|
|
|
TOTAL
|
7.200.000
|
6.042.600
|
|
|
SALDO TOTAL
|
|
|
1.157.400
|
V.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Kegiatan program kreativitas mahasiswa
pengabdian masyarakat berupa agroforestry
umbi porang pada desa Hegarmanah
mendapat tanggapan yang baik dari pihak desa. Kegiatan ini telah terlaksana
100% (telah terlaksana sesuai dengan rencana awal). Hasil yang peroleh dalam
kegiatan ini yaitu berupa perubahan pengetahuan masyarakat mengenai budidaya
umbi porang dan terbentuknya demplot percontohan agroforestry umbi porang. Berikut perubahan pengetahuan masyarakat
mengenai budidaya umbi porang :
Grafik 1. Pengetahuan masyarakat
mengenai umbi porang sebelum penyuluhan
Pengetahuan
masyarakat mengenai umbi porang sebelum penyuluhan pada umumnya masyarakat
belum mengetahui umbi porang. Pada hasil kuisoner yang dibagikan kepada
masyarakat yang mengetahui umbi porang
sebesar 11,12 % sedamgkan masyarakat yang belum mengetahui umbi porang sebesar
88,88 %.
Grafik 2. Pengetahuan masyarakat mengenai
umbi porang setelah penyuluhan
Pada
hasil kuisoner setelah adanya penyuluhan masyarakat sebanyak 77,78 % dari
responden yang mengikuti penyuluhan mengetahui dan tertarik mengenai umbi porang yaitu manfaat dan cara
budidaya umbi porang dan sebanyak 22,22 % responden belum memahami mengenai
umbi porang dan kurang tertarik membudidayakan umbi porang. Grafik di atas
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat desa
Hegarmanah tentang umbi porang meningkat. Selain itu telah
terbentuknya demplot percontohan umbi porang. Demplot percontohan yang terbentuk adalah seluas 200 m2 yang
merupakan lahan yang dipinjamkan Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Berdasarkan
hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini pada umumnya masyarakat belum
mengetahui mengenai umbi porang dan mereka tertarik untuk mendapatkan ilmu dan
mencoba untuk membudidayakan umbi porang. Masyarakat pada awalnya menduga bahwa
tanaman umbi porang ini adalah tanaman
Suweg
yang biasa tumbuh disekitar pekarangan ataupun ladang mereka. namun setelah
adanya penyuluhan mereka dapat membedakan antara tanaman-tanaman tersebut.
Sebenarnya di Hutan Pendidikan Gunung Walat telah ada
beberapa contoh agroforestry yaitu agroforestry kapulaga. kopi dan singkong
namun agroforestry ini kurang
berkembang karena kurangnya pemasaran mengenai hasil agroforestry tersebut.
Dalam
observasi ditemukan pertanyaan-pertanyaan serta saran dari masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan masyarakat mengenai tanaman umbi porang yaitu apakah
tanaman umbi porang dapat dikonsumsi.serta bagaimana pemasaran pasca panen umbi
porang. Masyarakat menyampaikan bahwa dahulu pernah ada program dari pemerintah
yang memberikan benih tanaman jagung untuk ditanam di lahan masyarakat kemudian
setelah dipanen tidak adanya ketersediaan pasar sehingga masyarakat merugi.
Oleh karena itu mereka menyarankan untuk membantu dalam hal pengadaan pasar.
Program
kreativitas mahasiswa pengabdian agroforestry
umbi porang ini selain memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
budidaya umbi porang. kegiatan ini akan berlanjut
dengan pembentukan
kelompok tani serta pengadaan pasar umbi porang setelah terlihat adanya pertumbuhan dan berkembangnya Porang serta
pembudidayaan dalam skala besar di desa Hegarmanah tersebut. Pembentukan
kelompok tani agar mereka mampu mandiri tanpa tergantung dengan tengkulak dalam
hal pengelolaan terutama pemasaran. Pengadaan pasar dibantu oleh mahasiswa
untuk mencarikan distributor yang sudah mendapatkan MoU
dari pabrik pengolahan Porang. Pengadaan pasar
yang dibantu oleh mahasiswa yang telah didapat adalah distributor yang berada
di desa Klangon.Saradan Jawa Timur. Distributor di desa Klangon tersebut akan
mengumpulkan Porang yang telah dijadikan chips dan kemudian dikirim ke pabrik
pengolahan tepung Porang di Mojokerto yang kemudian tepung tersebut diekspor ke
China.Korea. dan Jepang.
VI.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kegiatan
program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat agroforestry umbi porang ini telah terlaksana sepenuhnya. Masyarakat
telah mendapatkan pengetahuan mengenai budidaya umbi porang. Selain itu
masyarakat juga tertarik untuk membudidayakan umbi porang. Pembuatan demplot
percontohan agroforestry umbi porang
telah terbentuk guna sebagai contoh agroforestry
agar dapat di adopsi oleh masyarakat. Masyarakat menyarankan adanya
pengadaan pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memasarkan umbi porang
oleh karena itu mahasiswa membantu mencarikan pasar dan mendampingi pembentukan
kelompok tani umbi porang.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas Saran dan masukannya yang membangun.