Laporan Hidrologi Hutan | Analisis Hidrograf

ANALISIS HIDROGRAF
=====================================

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Luas hutan yang ideal untuk menunjang keseimbangan ekosistem – seperti tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 41 tentang Kehutanan – minimal harus 30 persen dari luas wilayah. Dengan luasan tersebut diharapkan sebagian curah hujan yang turun pada musim hujan dapat disimpan dalam lapisan tanah, dan dialirkan sebagai aliran dasar (base flow) pada musim kemarau. Fluktuasi debit sungai pada sebagian besar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia cenderung meningkat, yaitu relatif besar pada musim hujan (seringkali menyebabkan banjir) dan relatif kecil pada musim kemarau (seringkali menyebabkan kekeringan).  Kondisi ini memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan DAS yang berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang tahun (Hisma, 2010).
Koefisien limpasan adalah rasio jumlah limpasan terhadap jumlah curah hujan, diamana nilainya tergantung pada tekstur tanah, kemiringan lahan, dan jenis tutupan lahan. Pada daerah aliran sungai (DAS) berhutan dengan takstur tanah liat berpasir, nilai koefisien limpasan berkisar antara 0,10 – 0,30. Pada lahan pertanian dengan tekstur tanah yang sama, nilai koefisien limpasan adalah 0,30 – 0,50 (Hisma, 2010).

Tujuan praktikum:
 Praktikan dapat mengetahui  cara memperkirakan debit dan sedimentasi dengan metode hidrograf.
Praktikan dapat mengaplikasikan penggunaan hidrograf dalam melihat pengarauh curah hujan terhadap debit .



====> Selengkapnya bisa download di sini

N/B : Dilarang Copas


Comments

Popular posts from this blog

Harga Kayu Meranti 2020

Proposal : Pembangunan Tempat Pengolahan Kayu (Sawmill) Di Sekitar Jalur Cigudeg-Leuwiliang

Penerapan AMDAL pada Pembangunan di Bidang Kehutanan