Pehdas : Laporan Analisis Topografi Dan Wilayah Hujan Dalam Das

PENDAHULUAN

Bentang lahan adalah bentukan-bentukan di permukaan bumi yg terbentuk karena adanya tenaga endogen dan eksogen. Suatu bentang lahan memiliki kemiringan yang berbeda-beda. Kemiringan bentang lahan / lereng tersebut terbentuk akibat proses erosi, gerakan tanah, dan pelapukan. Kemiringan tersebut dapat digolongkan menjadi 5 kelas lereng. Elias (2008) membaginya menjadi datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Kemiringan dengan sudut 0o-8o digolongkan ke dalam kelas datar, kemiringan dengan sudut 8o-15o digolongkan ke dalam kelas landai, kemiringan dengan sudut 15o-25o digolongkan ke dalam kelas agak curam, kemiringan dengan sudut 25o-45o digolongkan ke dalam kelas curam, dan kemiringan dengan sudut > 45o digolongakan ke dalam kelas sangat curam. Sudut tersebut dapat diketahui secara manual maupun melalui teknologi citra digital.
SIG atau bisa juga disebut GIS merupakan salah satu teknologi yang memberikan kemudahan untuk mendapatkan data mengenai kondisi fisik dan ekologi DAS. Salah satu jenis software yang menawarkan kemudahan dalam mengolah data morfometri DAS adalah ArcGIS. Software ArcGIS dapat membantu mengetahui kelas-kelas lereng dari suatu DAS (punggung-punggung bukitnya). Pemahaman tentang operasional software ArcGIS dalam mengetahui kelas lereng tersebut sangat penting, sehingga perlu adanya pelatihan yang mendasarinya.

PEMBAHASAN

Wilayah suatu DAS dibatasi oleh sisi punggung bukit. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang ada di sekeliling DAS tersebut. Lereng adalah kenampakan permukaan alam disebabkan adanya beda tinggi apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar sehingga akan diperoleh besarnya kelerengan (slope) (Aditya 2011). Bentuk lereng juga mempengaruhi dalam penentuan wilayah suatu DAS. Bentuk Lereng tergantung pada proses erosi juga gerakan tanah dan pelapukan. 

Kemiringan lereng merupakan data yang paling penting dan paling banyak digunakan diberbagai bidang keilmuan spasial. Seperti halnya perencanaan wilayah sampai kehutanan memerlukan data tersebut. Untuk mendapatkan data tersebut kita dapat menggunakan data dem. Kemiringan lereng terbagi ke dalam beberapa kelas yaitu 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, >40%. Dari hasil persen lereng tersebut, dapat diketahui keadaan lereng yang ada, mulai dari datar hingga sangat curam. 

Untuk memudahkan pengklasifikasian lereng dapat juga menggunakan aplikasi Arcgis. Akan tetapi jika kita membuat data kemiringan lereng di Arcgis biasanya mendapatkan hasil yang bisa dikatakan salah karena memiliki dua warna saja yaitu dari nilai 0-89.9999. hal ini dapat terjadi karena data raster yang masih dalam sistem koordinat geographic yang memiliki satuan derajat-menit-detik yang menyebabkan nilai raster tidak dalam satuan metrik. Sehingga untuk menghindari hal tersebut, maka kita harus memastikan sistem koordinat dari data raster yang akan kita olah. Jika sistem koordinat masih dalam sistem koordinat geographic, maka harus diubah terlebih dahulu menggunakan sistem koordinat ke koordinat proyeksi semisalnya koordinat UTM untuk mendapatkan satuan sel raster dalam satuan metrik (Irwan 2012).

Pada praktikum kali ini, diketahui nilai kemiringan lereng dari DAS Madiun utm berkisar dari 0-391,667 dan memiliki kelas kemiringna lereng sebanyak lima kelas.




Download SOFT-File nya 

Disini





Comments

Popular posts from this blog

Harga Kayu Meranti 2020

Proposal : Pembangunan Tempat Pengolahan Kayu (Sawmill) Di Sekitar Jalur Cigudeg-Leuwiliang

Penerapan AMDAL pada Pembangunan di Bidang Kehutanan