Penyebab Sengon Albasia tidak mau tumbuh Besar
Budidaya tanaman kehutanan dengan
jenis sengon (Paraserianthes falcataria/Albizia chinensis, dan lain2) memang
sangat menggiurkan. Bagaimana tidak, proyeksi keuntungan investasinya mampu
mencapai lebih dari 500% selama satu periode atau satu siklus tebang
(optimumnya 5 tahun). Tetapi disisi lain, tidak sedikit juga masyarakat yang
kecewa dengan investasi pada sektor budidaya komoditi kehutanan jenis ini.
Kekecewaan mereka disebabkan oleh kegagalan proses budidaya atau tidak mencapai
target sesuai harapan.
Tulisan ini hanya akan membahas
sebagian kecil dari banyaknya faktor penyebab kegagalan pada proses budidaya
tanaman Sengon di masyarakat. Adapun proses analisis dan penyajian data
dilakukan dengan proses pemahaman praktik empiris (pengalaman lapangan penulis)
dan melalui tinjauan pustaka dari berbagai hasil penelitian.
1. Pemilihan bibit
Bibit merupakan kunci dari
keberhasilan budidaya tanaman ini. Sebenarnya tidak hanya untuk tanaman jenis
sengon, tetapi untuk semua sektor budidaya baik itu kehutanan, pertanian,
peternakan maupun sektor budidaya lainnya. Pentingnya bibit dalam sebuah
budidaya sudah banyak dijelaskan pada PANCA USAHA TANI : RABI GABAH (Rabuk,
Bibit, Garapan, Air, dan Hama). Bibit menempati urutan skala perioritas kedua
sebagai kunci keberhasilan budidaya pertanian.
Banyak petani yang belum mengerti
hal ini atau sekalipun mengerti juga tidak akan begitu memperhaitkan. Bibit
yang unggul biasanya juga dijual dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan
bibit biasa. Hal ini yang membuat petani tidak mau ambil pusing dengan beban
biaya pada pengadaan bibit.
Perlu diketahui bahwa nilai
investasi bibit pada sebuah investasi budidaya sengon adalah sebesar 5-10 %,
tetapi kesalahan pemilihan bibit dapat merugikan hingga 60-80% (belum lagi
kerugian dari segi waktu). Ingat bahwa komoditas kehutanan merupakan sektor
investasi jangka menengah ke atas sehingga perlu dipikirkan matang-matang agar
tidak rugi dari segi waktu yang berkorelasi dengan kerugian materiil yang lebih
besar.
Kenapa bibit begitu penting dan
menjadi penentu keberhasilan, silahkan baca Pentingnya Bibit dalam Budidaya
Sengon dan Tips memilih Bibit Unggul.
2. Proses penanaman yang salah
Selain pemilihan bibit yang baik,
teknik penanaman juga dapat menentukan kegagalan dalam budidaya Sengon. Kenapa
bisa ? Penanaman berhubungan dengan proses pertumbuhan tanaman pada usia emas
(yaitu 1-3 bulan pertama setelah) dan pertumbuhan primer (utama) 1-3 tahun. Kesalahan
penanaman biasanya banyak terjadi pada pembuatan lubang tanam dan pemberian
pupuk (unsur hara) pertama.
Pembuatan lubang yang minim
(kecil) memang tidak selamanya menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh optimal,
tetapi sebelum menentukan luas dan kedalaman sebuah lubang tanam perlu
memperhatikan jenis tanah dan tingkat kegemburan tanah. Rekomendasi pembuatan
lubang tanaman yang umum adalah p x l x kedalaman : 40 cm x 40 cm x 40 cm. Kenapa harus sebesar itu ? jika
kondisi tanah yang relatif padat (tidak gembur) perlu dibuatkan lubang yang
besar agar pertumbuhan akar dapat lebih mudah (ingat teori : rasio akar-daun). Pembuatan
lubang yang semakin besar dan dalam akan mengoptimalkan pertumbuhan pada usia
emas (3 bulan pertama).
Kemudian pemberian pupuk organik
(pupuk kandang) ataupun kimia bertujuan menyediakan nutrisi atau makanan bagi
bayi pohon yang sedang tumbuh pada usia emas tersebut hingga usia 1 tahun.
Apakah tanah disekitar tidak cukup memberi makan pada bibit ? Cukup, tetapi
bayi pohon masih sangat terbatas kemampuannya untuk mengambil makanan yang
tersedia pada hamparan lahan tempat ia ditanam.
Kedalaman berfungsi untuk
mempermudah tumbuh akar secara vertikal, ini hubungannya dengan pertumbuhan
akar tunggang pohon yang nanti nya dapat menguatkan tumbuh tegak tanaman.
Pemberian pupuk ditempatkan pada dasar lubang paling dalam, tujuannya adalah
merespon tumbuh akan secara vertikal.
3. Jarak tanam tidak diperhatikan.
Perhatian terhadap jarak tanam
sangat sering menjadi penyebab pertumbuhan tanaman sengon tidak optimal yang
seharusnya dapat dipanen umur 5 tahun, tetapi umur 7 tahun juga masih relatif
kecil sebagian besar tanamannya. Banyak kita jumpai pada tanaman hutan rakyat
disekitar yang jarak tanamnya tidak teratur dan terlalu rapat hingga tanaman
usia lebih dari 4 tahun dan tanamannya masih terlihat kecil dalam usia
tersebut. Ingat bahwa riap diameter optimum yang bida didapatkan pada
pertumbuhan tanaman sengon adalah 5-8 cm pertahun atau bahkan ada yang mencapai
lebih dari 10 cm/th, artinya dalam satu tahun pertambahan diameternya 5-8 cm,
jika dalam usia empat tahun maka diameternya harusnya mampu sekitar 20-32 cm,
tetapi pada kenyataannya diameter rata-rata masih kurang dari 20 cm. Lalu apa
hubungannya jarak tanam dengan pertumbuhan tanaman ?
Penanaman sengon dengan jarak yang
rapat pada tahap pertama bertujuan untuk mendapatkan tumbuh tanaman yang lurus
dan tumbuh primer (tumbuh ke atas), yaitu pada penanaman 0-2 tahun. Kemudian
perlu diatur ulang jarak tanamnya setelah tanaman berusia lebih 2 tahun,
mengaturnya bagaimana ? yaitu dengan teknik penjarangan. Penjarangan
(menjarangi) bertunjuan untuk mengurangi persaingan sumber makanan dan sinar
matahari (untuk fotosintesis) agar pertumbuhan dapat optimal.
Tanaman besar yang terlalu rapat,
walaupun benyak diberi pupuk, juga tidak akan optimal karena faktor persaingan
mendapatkan sinar matahari.
Untuk mengetahui teknik
penjarangan yang benar, silahkan baca Teknik Penjarangan Sengon
4. Perawatan
Semua hal jika tidak dirawat
tidak akan memberikan hasil yang baik. Sama halnya dengan tanaman sengon, jika
tidak dirawat juga tidak akan memberikan hasil yang baik. Kesalahan yang sering
terjadi dikalangan petani adalah, mereka hanya sekedar menanam dan kemudian
membiarkan tumbuh dengan sendirinya. Dalam budidaya tanaman kehutanan memang
tidak membutuhkan perawatan yang terlalu intensif seperti pada budidaya tanaman
pertanian lainnya. Tetapi setidaknya tetap dilakukan perawatan minimal
pemupukan dan penjarangan. Pemupukan setidaknya dilakukan sebanyak empat kali dalam satu siklus budidaya (5
tahun), yaitu pada usia 0 tahun setelah tanam, 3 bulan, 1 tahun, 2 tahun
(setelah penjarangan), dan 4 tahun (setelah penjarangan kedua).
5. Serangan Hama dan penyakit
Serangan hama maupun penyakit
juga sering menyebabkan kegagalan budidaya sengon. Serangan hama juga penyakit
adalah resiko yang harus diambil oleh sebuah budidaya monokultur (seperti
tanaman sengon ini). Tanaman yang diserang oleh hama dan penyakit ini disebabkan
oleh dua faktor utama, yaitu Jenis lingkungan dan genetik bibit. Apabila
dilingkungan sekitar telah terdapat serangan baik hama maupun penyakit,
kemungkinan besar hama dan penyakit tersebut juga akan menyerang tanaman sengon
di lahan kita. Tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan pertama, pemilihan
bibit dari genetik unggul (tahan penyakit) dan teknik pengendalian baik
pengendalian fisik, mekanik, dan kimiawi maupun teknik budidaya multikultur
(tumpangsari/agroforestry). Baca juga Teknik Budidaya Agroforestry.
Demikian, informasi tentang
penyebab kegagalan budidaya tanaman sengon yang membuat tanaman tidak kunjung
besar dalam pertumbuhannya.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas Saran dan masukannya yang membangun.