Pilgub DKI Jakarta 2017 – Muslim Haram Pilih Ahok (BTP), Ini Alasannya !


[Diupdate berkala, Maret 2016]




"Membahas Isu kontroversial tentang pilgub DKI Jakarta 2017 antara pilih pemimpin non muslim yang amanah dengan pemimpin muslim yang korup ? Sama-sama jangan pilih keduanya, pilihnya pemimpin muslim yang amanah ! Pemimpin non-muslim dan muslim yang munafik tidak ada bedanya.

RENUNGAN BUAT KITA SEMUA

---- > dari status milik @firez via Ridwan sank.
MASIH TERASA UMAT ISLAM DKI AKAN HAL INI ? “Dosa-dosaAhok terhadap umat Islam:


  1. Ahok menghancurkan Masjid Baitul arif di jatinegara, Jakarta Timur, sehingga warga setempat tidak bisa shalat jum’at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini. 
  2. Ahok juga menghancurkan masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki(TIM). Dengan dalih renovasi namun hingga hari ini tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali… 
  3. Tidak puas dengan menghancurkan masjid-masjid, Ahok mengganti para pejabat Muslim dengan pejabat-pejabat kafir seperti Lurah Susan, lurah grace, dan sebagainya. 
  4. Tak hanya itu, kepala sekolah Muslim di DKI juga banyak yang diganti dengan alasan lelang jabatan. Hasilnya, banyak kepala sekolah kristen sekarang. 
  5. Merasa didukung media-media sekuler, Ahok terus menghapus simbol- simbol Islam. Melalui kadisdik DKI yang kafir, Lasro Masbrun…dia mengeluarkan aturan mengganti busana Muslim di sekolah-sekolah DKI setiap jum’at dengan baju betawi…padahal sebenarnya baju betawi bisa di hari lain, seperti aturan di sekolah-sekolah Bandung, yaitu hari rabu untuk baju daerah (Sunda), sedangkan jum’at tetap dengan busana Muslim. 
  6. Setelah sukses menghancurkan masjid dan menghilangkan simbol- simbol Islam di DKI Jakarta…Ahok juga membatasi kegiatan syiar Islam seperti malam takbiran dengan alasan macet. Padahal perayaan tahun baru yang dipimpin AHOK JAUH LEBIH PARAH macetnya dengan menutup jalan-jalan protokol jakarta. 
  7. Ahok juga mendukung legalisasi pelacuran yaitu lokalisasi prostitusi, dan menyebut yang menolaknya adalah munafik, termasuk muhammadiyah. Akhirnya Muhammadiyah resmi melaporkan Ahok ke polisi dengan pasal penghinaan. 
  8. Ketika umat Islam mati- matian memprotes Miss World, Ahok justru mendukung total bahkan bangga jika Jakarta jadi tuan rumah final kontes umbar aurat itu. 
  9. Tak kalah parahnya adalah Ahok mendukung wacana mendagri penghapusan Kolom Agama di KTP. 
  10. Ahok juga mengeluarkan pernyataan & melegalkan miras, yang mengejutkan: BOLEH MINUM BIR, asal jangan mabok. Tak cuma mendukung Miss World, Ahok juga mendukung penuh konser maksiat Lady Gaga. 
  11. Ahok dengan berani melecehkan ayat suci. Dia bilang, ayat suci wajib tunduk pada ayat konstitusi.
  12. Pada lebaran yang lalu, situasi yang adem tiba-tiba menjadi panas kembali dengan wacana Ahok untuk menghapuskan cuti bersama saat lebaran… Apa dia tidak izinkan umat Islam berlebaran dan silaturahmi…? Kenapa pula tidak dicontohkan melalui pencabutan cuti bersama natal/tahun baru…? Mengapa hanya dan harus lebaran yang dibidik? 
  13. Ahok tidak sadar ibarat kacang lupa kulitnya, kini ahok juga menentang habis manifesto Partai Gerinda tentang pemurnian agama dari aliran sesat.
  14. Ada yang bilang, tidak apa-apa pemimpin kafir asal tak korupsi… Nah, ternyata Ahok diduga kuat terlibat korupsi pengadaan bus Transjakarta sebesar 1,6 Triliun. Sumber waras, dll . Koruptor- koruptor BLBI juga kebanyakan “sejenis” dengan Ahok, yaitu mereka konglomerat-konglomerat dari warga/golongan “keturunan” kafir dibelakang ahok yang jelas memusuhi umat Islam dari dulu. Yg Korupsi uang negara Indonesia triliyunan. Bawa kabur dan entah kemana org nya itu sispa? Muslim ? Mikir !!!
  15. AHOK LARANG TABLIGH AKBAR, lagi-lagi dengan alasan bikin macet. Padahal perayaan tahun baru masehi yang Ahok buat lebih parah bikin macet dengan menutup sejumlah jalan protokol. Wahai saudara2ku umat Muslim mari rapatkan barisan jangan pernah terprofokasi dan bujuk rayu Ahok, jokowidodo, PDIP, Aseng, Media bayaran mereka dan semua antek- antek lainnya. Jangan terpengaruh media elektronik seperti *metro 

Ingat dan bertaqwalah pada ajaran Agama kita, jangan pernah memilih pemimpin dari golongan Nasrani atau Yahudi. Haram hukumnya buat kaum muslimin dan muslimah....... Ingat itu.



Sorry, saya terpaksa harus ikut agkat bicara, walaupun saya sebenarnya bukan lah warga DKI baik yang hanya sekedar tinggal apalagi yang asli DKI, tetapi sebenarnya saya cukup miris dengan adanya fenomena pemilihan gubernur atau pemilihan ketua daerah DKI Jakarta yang sangat kontroversial.

Alasan saya buat sebuah tulisan atau lebih tepatnya kumpulan dari ringkasan-ringkasan yang semoga menjadi pencerah bagi khususnya umat muslim DKI dan umum nya seluruh umat muslim baik Indonesia maupun Dunia bahwa pentingnya kita mengetahui “Kenapa kita tidak dikehendaki untuk MEMILIH non muslim/yang tidak beragama Islam untuk menjadi seorang pemimpin”. Alasan Pertama, tulisan ini saya harapkan menjadi jawaban bagi semua pertanyaan tentang kenapa seorang muslim/mah tidak boleh memilih pemimpin yang tidak se-akidah. Alasan kedua, memperkuat pemahaman tentang dasar-dasar seorang muslim yang diharamkan memilih pemimpin non-muslim. Dan alasan lainnya adalah sebagai bentuk kepedulian saya sebagai muslim untuk mengingatkan saudara-saudara seakidah saya tentunya untuk sama-sama paham.

Pada dasarnya saya adalah bersikap netral, tidak memihak kepada siapapun untuk proses pilgup DKI 2017 mendatang, walaupun ada calon gubernur yang ikut dalam pemilihan Pilgub DKI 2017 mendatang seorang muslim sekalipun, dan saya tidak ingin mengarahkan kepada salah satu calon itu. Maka dari itu, beberapa pandangan berikut mungkin akan membuka pikiran, hati, dan akal kawan-kawan warga muslim DKI semua.

Secara garis besar, tulisan ini berisi diantaranya:

1. Kenapa DKI menjadi sorotan umat seluruh Indonesia ?
2. AHOK Kafir ? Jawabannya : Ya !
3. Alasan Haram pilih pemimpin Non Muslim ?
4. Muslim yang Dukung Ahok ? Muslimnya yang bodoh (bukan agama yang memperbolehkan)
5. Kontroversi Perbolehan Pilih pemimpin Non Muslim ?


Kenapa DKI menjadi sorotan umat seluruh Indonesia ?

Iya, sebenarnya saya juga bingun dengan hal ini, kenapa kok Pilgub DKI selalu saja ramai menjadi sorotan ? Mungkin ini alasannya :


  • DKI adalah pusat ibu kota Negara Indonesia, yang mana menjadi icon negara yang mungkin bisa dikatakan menjadi representasi dari Negara Indonesia sendiri.
  • DKI adalah kota metropolitan number one, di Indonesia yang mana semua orang berlomba-lomba untuk menjadi DKI 1
  • DKI bisa menjadi batu loncatan menuju RI 1, ini sudah terbukti dengan pilpres 2014 lalu hingga terpilihnya Jokowi yang sebelumnya dari Solo 1, kemudian DKI 1 dan loncat menjadi RI 1. Bisa jadi demikian, DKI merupakan lokasi strategis untuk mempromosikan diri menuju RI 1. Entah mengapa, tapi yang jelas dengan berposisi di DKI, peluang muncul dalam sorotan media Nasional semakin tinggi, sehingga akan memudahkan promosi diri.

Nah, sementara tiga alasan ini yang menjadikan kenapa DKI selalu menjadi sorotan isu Nasional ? tidak menutup kemungkinan adanya alasan-alasan lain yang muncul belakangan. (Tunggu Update-nya)


Ahok Kafir ?

Jawabannya, Iya !!! Eits ...jangan alergi dulu dengan kata-kata kafir. Kafir tidaklah identik dengan sesuatu yang keras atau berpaham keras yang kemudian wajib di musnahkan. Tidak !!! Ohya, sebenarnya definisi kafir itu sendiri banyak, tinggal pilih definisi yang secara harfiah atau secara etimologi. Kafir secara harfiah berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur).

Etimologi
Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar, menolak atau menutup.
Jadi menurut syariat Islam, manusia kafir yaitu mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.

1. Kafir Harbi, 
yaitu kafir yg menjadi musuh Allah, musuh Rasulullah, dan musuh kaum Muslimin. Kafir ini selalu membenci Islam, dan senantiasa menumpahkan darah kaum Muslimin.
Mereka tidak henti-hentinya memerangi umat Islam, menyiksa, membunuh, membantai, dsb.

Artinya : "Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka." (QS. Muhammad : 4)

Terhadap kafir jenis ini, maka membalas perlakuan mereka dengan memerangi mereka adalah kewajiban yang mesti segera dilakukan. Namun karena saat ini Islam tidak memiliki negara (Khilafah Islamiyah), maka keadaan kaum Muslimin sangat menyedihkan, karena tak ada yang membela

2. Kafir dzimmi, 
yaitu kafir yang tidak memusuhi Islam, sebaliknya, mereka adalah kafir yang tunduk kepada aturan negara Khilafah sebagai warga negara, meskipun mereka tetap dalam agama mereka.
Terhadap kafir jenis ini, tak ada masalah, justru negara Khilafah melindungi mereka. Hak dan kewajiban mereka sama dengan kaum Muslim.

Artinya :"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk." (QS. At Taubah : 29)

H Mawardi AS, Lampung.

Nah, dalam kontek pilgub ini, definisi kafir inilah yang perlu digunakan, karena hal ini menyangkut sebuah tata kelola pemerintahan. Sehingga beda kontek nya dengan sebuah institusi korporasi, yang mana sebuah perusahaan berbeda dengan sebuah negara dan administrasi negara. Jika perusahaan pemiliknya adalah perorangan yang menjadi pimpinan, sedangkan sebuah negara pemiliknya adalah rakyat yang kemudian menunjuk seorang pemimpin untuk memimpin. Jadi Karyawan dengan Penduduk, itu berbeda.




Alasan Haram pilih pemimpin Non Muslim ?



Memilih Pemimpin Muslim ataukah Non Muslim yang Bersih dan Adil?
Dari Kementerian Agama menyampaikan beberapa alasan dan dasar tetang tidak boleh nya memilih pemimpin Kafir. Beberapa dalil/dasar Alqur’an yang melarang :

1. QS. 'Ali `Imran [3] : 28 Ibn Katsir Asbabun Nuzul

لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).

2. QS. An-Nisa' [4] : 89 Ibn Katsir
وَدُّوا۟ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا۟ فَتَكُونُونَ سَوَآءً ۖ فَلَا تَتَّخِذُوا۟ مِنْهُمْ أَوْلِيَآءَ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَخُذُوهُمْ وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ ۖ وَلَا تَتَّخِذُوا۟ مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,

3. QS. An-Nisa' [4] : 139 Ibn Katsir
ٱلَّذِينَ يَتَّخِذُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلْعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

4.QS. An-Nisa' [4] : 144 Ibn Katsir
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۚ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَٰنًا مُّبِينًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?

5. QS. Al-Ma'idah [5] : 51 Ibn Katsir Asbabun Nuzul
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

6. QS. Al-Ma'idah [5] : 57 Ibn Katsir Asbabun Nuzul
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَٱلْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.

7. QS. Al-Ma'idah [5] : 81 Ibn Katsir
وَلَوْ كَانُوا۟ يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلنَّبِىِّ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا ٱتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَآءَ وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.

8. QS. Al-Mumtahanah [60] : 1 Ibn Katsir Asbabun Nuzul
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ عَدُوِّى وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَآءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِٱلْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا۟ بِمَا جَآءَكُم مِّنَ ٱلْحَقِّ يُخْرِجُونَ ٱلرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَن تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَٰدًا فِى سَبِيلِى وَٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِى ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِٱلْمَوَدَّةِ وَأَنَا۠ أَعْلَمُ بِمَآ أَخْفَيْتُمْ وَمَآ أَعْلَنتُمْ ۚ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

JAKARTA (VoA-Islam) - Menjadikan orang kafir sebagai pemimpin bagi umat Islam berarti menentang Allah SWT dan Rasulullah SAW serta Ijma' Ulama. Memilih orang kafir sebagai pemimpin umat Islam berarti memberi peluang kepada orang kafir untuk "mengerjai" umat Islam dengan kekuasaan dan kewenangannya.

Berikut ini adalah sejumlah Dalil Qur'ani beserta Terjemah Qur'an Surat (TQS) yang menjadi dasar untuk bersikap dalam memilih pemimpin :

1.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin
QS. 3. Aali 'Imraan : 28.
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)." QS. 4. An-Nisaa' : 144.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?" QS. 5. Al-Maa-idah : 57.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi PEMIMPINMU, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."

2.  Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai Pemimpin walau Kerabat sendiri :
QS. 9. At-Taubah : 23.
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan BAPAK-BAPAK dan SAUDARA-SAUDARAMU menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
QS. 58. Al-Mujaadilah : 22.
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling  berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu BAPAK-BAPAK, atau ANAK-ANAK atau SAUDARA-SAUDARA atau pun KELUARGA mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada- Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa  puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa  sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung."

3. Al-Qur'an melarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia
QS. 3. Aali 'Imraan : 118.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN  KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang  disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."
QS. 9. At-Taubah : 16.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi TEMAN SETIA selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman ? Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
4. Al-Qur'an melarang saling tolong dengan kafir yang akan merugikan umat Islam
QS. 28. Al-Qashash : 86.
"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi PENOLONG bagi orang-orang kafir."QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan PENOLONGMU kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa."

5. Al-Qur'an melarang mentaati orang kafir untuk menguasai muslim
QS. 3. Aali 'Imraan : 149-150.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang yang KAFIR itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik Penolong."

6. Al-Qur'an melarang beri peluang kepada orang kafir sehingga menguasai muslim
QS. 4. An-Nisaa' : 141.
"...... dan Allah sekali-kali tidak akan MEMBERI JALAN kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman."

7. Al-Qur'an memvonis munafiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 4. An-Nisaa' : 138-139.
"Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan  yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."

8. Al-Qur'an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 51.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak  memberi petunjuk kepada orang-orang yang ZALIM."

9. Al-Qur'an memvonis fasiq kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 5. Al-Maa-idah : 80-81.
"Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang FASIQ."

10. Al-Qur'an memvonis sesat kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin
QS. 60. Al-Mumtahanah : 1.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu     karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu  nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus."

11. Al-Qur'an mengancam azab bagi yang jadikan kafir sbg Pemimpin / Teman Setia
 QS. 58.  Al-Mujaadilah : 14-15.
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman ? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka AZAB yang sangat  keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."

12. Al-Qur'an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi sasaran fitnah orang kafir
 QS. 60. Al-Mumtahanah : 5.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (SASARAN) FITNAH bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Artikel Rumaysho.Com - Manakah yang mesti dipilih jika ada dua pilihan. Ada calon pemimpin yang muslim namun suka bermaksiat, ataukah non muslim yang dikatakan bersih dan adil?

Yang jelas, tidak pantas non muslim menguasai rakyat yang mayoritas muslim. Kenapa demikian?
Karena memang Allah melarangnya. Islam itu tinggi, artinya di atas, bukan di bawah, bukan berada dalam kekuasaan non muslim. Sangat tidak pantas Islam yang mulia ini malah dikuasai oleh non muslim.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa’: 141) 
Memang pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempekerjakan non muslim sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,
وَاسْتَأْجَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبُو بَكْرٍ رَجُلًا مِنْ بَنِي الدِّيلِ هَادِيًا خِرِّيتًا، وَهُوَ عَلَى دِينِ كُفَّارِ قُرَيْشٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar mengupah seorang laki-laki dari Bani Ad Diil sebagai petunjuk jalan, dan dia adalah seorang beragama kafir Quraisy.” (HR. Bukhari no. 2264). 

Namun ingat itu dipekerjakan, bukan berada di atas, bukan sebagai pemimpin. Lantas manakah yang mending memiliki pemimpin muslim namun kerap korupsi ataukah pemimpin non muslim yang jujur, adil dan anti korupsi? Kita dapat ambil pelajaran dari perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud berikut ini.
Ibnu Mas’ud berkata,
لأَنْ أَحْلِفَ بِاللَّهِ كَاذِبًا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أنْ أَحْلِفَ بِغَيْرِهِ وَأنَا صَادِقٌ
“Aku bersumpah dengan nama Allah dalam keadaan berdusta lebih aku sukai daripada aku jujur lalu bersumpah dengan nama selain Allah.” (HR. Ath Thobroni dalam Al Kabir. Guru kami, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata bahwa sanad hadits ini shahih).
Kata Syaikh Sholeh Al Fauzan, di antara faedah dari hadits di atas adalah bolehnya mengambil mudarat yang lebih ringan ketika berhadapan dengan dua kemudaratan. (Al Mulakhos fii Syarh Kitabit Tauhid, hal. 328). 
Kaedah dari pernyataan di atas disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah,
اِرْتِكَابُ أَخَفِّ المفْسَدَتَيْنِ بِتَرْكِ أَثْقَلِهِمَا
“Mengambil mafsadat yang lebih ringan dari dua mafsadat yang ada dan meninggalkan yang lebih berat.” (Fathul Bari, 9: 462)
Dalam kitab yang sama, Ibnu Hajar juga menyatakan kaedah,
جَوَازُ اِرْتِكَابِ أَخَفِّ الضَّرَرَيْنِ
“Bolehnya menerjang bahaya yang lebih ringan.” (Fathul Bari, 10: 431)
Kalau kita bandingkan saat mesti memilih antara pemimpin muslim yang gemar maksiat dengan pemimpin non muslim yang jujur dan adil, maka tetap saja pemimpin muslim lebih utama untuk dijadikan pilihan. Mudaratnya tentu lebih ringan. Apa alasannya?

Alasan pertama, kita tidak boleh mengambil pemimpin dari orang kafir. Alasan kedua, kita akan lebih mudah dalam menjalani agama karena pemimpin semacam itu lebih mengerti akan kebutuhan kaum muslimin. Alasan ketiga, non muslim tidak mudah menindas kaum muslimin atau menyebar ajaran mereka.

Kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin muslim misalnya dengan korupsi, itu adalah kesalahannya. Ia akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah atas tindak jeleknya. Namun agama kita pasti akan lebih selamat dan orang muslim pun akan peduli pada sesama saudaranya. Beda halnya dengan non muslim. Muslim yang bermaksiat masih lebih mending, berbeda dengan non muslim yang diancam akan kekal di neraka.

Jadi bagi yang masih mengatakan pemimpin non muslim itu lebih baik, berpikirlah dengan nalar yang baik dan banyak mengkaji ayat-ayat Al Qur’an. Lihatlah bagaimana Allah menyebut non muslim  dalam ayat berikut ini,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 6). 
Ini firman Allah loh yang tidak mungkin keliru. Beda kalau tidak percaya akan wahyu.
Loyalitas seorang muslim haruslah kepada sesama muslim bukan kepada yang berlawanan agama dengannya. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maidah: 51)

Dalam ayat lain disebutkan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1)




MUSLIM DUKUNG AHOK ?

"Kalau ada ustadz yg jadi pejabat lantas korupsi yg salah bukan ilmunya sebagai ustadz tapi kebodohannya dalam hidup. Kalau ada muslim memilih pemimpin kafir bukan Islam mengizinkannya tapi muslimnya yg bodoh. Islam jelas melarang pemimpin kekuasaan itu orang kafir, wanita, bahkan muslim yg tidak menerapkan aturan Allah."




Sudah jelas bukan ? kalau seorang muslim yang memang benar-benar taat pada perintah Tuhannya, jelas akan mengerti dan paham dengan perintah dari Ayat-ayat di atas. Tapi saya sendiri juga bingung dengan tipe muslim yang satu ini, ada dua kemungkinan/kriteria : (1) Belum paham dan tidak tahu tentang perintah Tuhannya yang "tidak hanya sekedar Sholat, Zakat, Puasa" saja; (2) Muslim yang terpaksa jadi munafik karena termakan ambisi atau pun ingin eksis saja.

Jika kemungkinan yang pertama, maka sebaiknya kembali belajar dan memperdalam tentang keilmuan dari Agama yang dia peluk, tetapi kalau masuk kriteria yang nomor 2, ini yang gawat, selain dia mengabaikan atau bahkan menentang perintah Tuhannya, dan juga dia mempengaruhi muslim lainnya yang belum tahun (kriteria no. 1) untuk ikut-ikutan tingkah dan kelakuan salah nya.

Note : Ini salah satu contoh yang tidak dapat membedakan antara "Ajaran Agama"dan "Perilaku Umat Beragama"


KONTOVERSI TENTANG PEMBOLEHKAN PEMIMPIN KAFIR

Mungkin kawan-kawan pernah mendengar seputar pernyataan atau perkataan yang dinisbatkan kepada Ibnu Taimiyah –rahimahullah– yang bunyinya,

حاكم كافر عادل خير عند الله من حاكم مسلم ظالم

Pemimpin kafir yang berlaku adil lebih baik disisi Allah ketimbang pemimpin muslim yang dzalim”.

Apakah benar pernyataan diatas merupakan pernyataan Ibnu Taimiyah..?
Apakah Ibnu Taimiyah membolehkan orang kafir menjadi pemimpin dengan syarat berlaku adil.?
Jawabannya tentu "tidak benar", kalimat diatas sudah mengalami tahrif (perubahan). Memang benar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan bahwa

فَإِنَّ النَّاسَ لَمْ يَتَنَازَعُوا فِي أَنَّ عَاقِبَةَ الظُّلْمِ وَخِيمَةٌ وَعَاقِبَةُ الْعَدْلِ كَرِيمَةٌ وَلِهَذَا يُرْوَى : ” اللَّهُ يَنْصُرُ الدَّوْلَةَ الْعَادِلَةَ وَإِنْ كَانَتْ كَافِرَةً وَلَا يَنْصُرُ الدَّوْلَةَ الظَّالِمَةَ وَإِنْ كَانَتْ مُؤْمِنَةً

“Manusia tidak berselisih bahwa balasan dari perbuatan zalim adalah kebinasaan sementara balasan dari sikap adil adalah kemuliaan. Oleh karena itu diriwayatkan bahwa “Allah akan menolong negara yang adil sekalipun kafir, dan akan membinasakan Negara yang zalim sekalipun beriman“”.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tidak bisa difahami sepotong-sepotong. Perkataan beliau harus difahami secara utuh, hal ini telah kami jelaskan pada tulisan kami sebelumnya yang membahas tentang hal-hal yang harus diperhatikan pembaca sebelum membaca karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Bila kita membaca pernyataan beliau secara utuh di dalam risalah Al Hisbah, sama sekali tidak ada indikasi bahwa Syaikhul Islam merestui kepemimpinan orang kafir sekalipun dia adil. Karena hal ini merupakan masaalah pokok yang sudah difahami dalam islam, dimana agama kita secara tegas menolak kepemimpinan orang kafir terhadap orang islam. Dan Syaikhul Islam merupakan ulama yang dikenal tegas dalam masalah ini.

Pernyataan beliau didalam risalah Al Hisbah adalah penjelasan tentang pentingnya keadilan serta bahayanya kedzaliman terhadap eksistensi sebuah bangsa. Karena dalam urusan dunia Allah tidak pilih kasih. Dia memberi rahmat kepada seluruh makhluk, baik kepada orang mukmin ataupun orang kafir bila ia telah melakukan ikhtiar. Akan tetapi orang mukmin akan mendapakan balasan kebaikannya di dunia dan di akhirat, sementara orang kafir hanya akan mendapatkan balasan kebaikannya di dunia saja. Jadi pertolongan Allah kepada orang-orang kafir semata-mata nikmat dunia yang disegerakan kepada mereka, tanpa menyisahkan nikmat tersebut untuk kehidupan akhirat mereka.

Hal ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

إن الله لا يظلم مؤمنا حسنة، يعطى بها في الدنيا، ويجزى بها في الآخرة، وأما الكافر فيطعم بحسنات ما عمل بها لله في الدنيا، حتى إذا أفضى إلى الآخرة لم تكن له حسنة يجزى بها. رواه مسلم
“Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi seorang mukmin yang berbuat baik. Di dunia dia akan mendapatkan balasan dan di akhirat ia akan mendapatkan pahala. Sementara itu, orang kafir (yang berbuat baik) akan diberi kebaikan oleh Allah di dunia, sementara di akhirat ia tidak akan mendapatkan pahala”. (HR. Muslim)

Jadi tidak ada yang salah dari pernyataan Ibnu Taimiyah. Tafsirannya saja yang keliru, karena berangkat dari redaksi yang sudah mengalami perubahan.

Catatan:
Syaikhul islam seolah mengisyaratkan bahwa kebinasaan merupakan akhir dari sebuah kedzaliman, itulah sunnatullah yang berlaku. Keadilan dan kedzoliman pasti akan berbalas, walau untuk waktu yang lama. Dan ini berlaku di negara yang tidak megenal tuhan sekalipun. Karena Allah tidak akan menzhalimi siapapun diantara makhluk-Nya. Maha besar Allah dengan segala Keadilan-Nya.
Sebuah negara hanya akan meraih kejayaannya bila pemimpinnya adil, dan keadilan yang hakiki hanya bisa diwujudkan bila syariat Allah tegak sebagai dustur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak ada keadilan hakiki diluar Islam. Islam tidak pernah merasa aman selama dipimpin orang kafir. Sebaliknya islam selalu memberi rasa aman pada semua orang bila berkuasa. sejarah telah membuktikan itu.
Ataukah sejarah harus berulang untuk membuktikan semua itu.?
Semoga Allah menjaga bumi pertiwi dari berbagai makar jahat.
_______________
Antara Jeddah dan Madinah
22 Muharram 1436 H


NCID: “Saya Muslim Saya Pilih Ahok” Berpotensi SARA, Harus Dihentikan! ???


Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengajak semua pihak yang terlibat dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 untuk menggunakan kampanye santun. Tidak menggunakan materi kampanye yang berpotensi menjurus SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).

Jajat menyayangkan cara kampanye yang memakai isu SARA, misalnya dengan slogan “Saya Muslim Saya Pilih Ahok”. Menurutnya, isu SARA sangat sensitif di tengah budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Dan lagi kitab suci al-Qur’an mengharamkan umat Islam untuk memilih pemimpin dari golongan al-kafirun.

Jika hal ini terus dibiarkan bukan tidak mungkin akan memicu konflik horizontal di masyarakat,” sebutnya (15/3).


DAGING BABI DAN SARA.
Jika orang Islam tidak makan daging babi, bukan berarti orang islam disuruh membenci babi dan membenci orang yang makan daging babi. Orang Islam tidak makan daging babi, karena perintah agama Islam memang melarang makan daging babi.
 
Demikian halnya, jika orang Islam memilih pemimpinnya yang beragama Islam, bukan berarti orang Islam disuruh membenci pemimpin yang bukan Islam. Jika masih ada kesempatan ~ Orang Islam harus memilih pemimpinnya yang beragama Islam, karena perintah agamanya memang seperti itu, jadi bukan masalah SARA, ini adalah perkara menjalankan keagamaan. 
Yang tidak boleh itu berdusta, berdusta itu lebih jahat dan lebih merusak negeri yang kita cintai ini. Insya Allah kita semua selalu ada dalam perlindungan Allah SWT, hidup saling menghormati dengan segala perbedaan yang kita miliki. Jangan ada kekerasan dan dusta, itu saja!


Gambar : Ini termasuk salah satu contoh orang Gagal Paham
Setelah saya perhatikan, ternyata cuma nyari perhatian saja, okelah kita kasih sedikit
perhatian buat bapak yang satu ini yang selalu bikin kontroversi.

Note : Dia Gagal Paham bahwa Islam bukan hanya Agama yang mengatur soal Ibadah,
tetapi Islam sebenarnya mengatur semua aspek kehidupan, termasuk kehidupan berpolitik. Jadi,
bukan jual Agama kalau berpolitik dengan mengacu Ajaran Islam.





(bersambung....)



Sebagai pertimbangan lain :


####################



Comments

  1. BENER BANGET..
    TAPI JIKA PILIHAN ANTARA DUA MUSLIM YANG KORUPTOR & NEPOTISME DENGAN
    NON MUSLIM YANG ALERGI KORUPSI.
    MANA YANG HARUS DIPILIH...?

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih atas Saran dan masukannya yang membangun.

Popular posts from this blog

Harga Kayu Meranti 2020

Proposal : Pembangunan Tempat Pengolahan Kayu (Sawmill) Di Sekitar Jalur Cigudeg-Leuwiliang

Penerapan AMDAL pada Pembangunan di Bidang Kehutanan